Minggu, 06 Desember 2009

Biarkan Kereta Itu Lewat, Arini

Arini menoleh ke arah Nick dengan perasaan serba salah. Nick pasti tersinggung kalau tidak diperkenalkan. Dan Arini tidak dapat melupakan bagaimana reaksi tamu terhormatnya itu. Dia begitu terkejut. Tidak menyangka pemuda yang seperti anak SMA itu suami Ibu Arini Utomo yang direktris...

"Mengapa kamu tidak memakai pakaian
yang lebih baik kalau menjeputku?"
"Apa kurangnya pakaianku? Aku tidak memakai celana pendek seperti Tarzan,kan?"
"Istrimu direksi, Nick!"
"Apa bedanya kalau istriku tukang jual jamu sekalipun?"
"Tolonglah menghargai istrimu. Menjaga perasaannya di depan karyawan-karyawannya.
Kolega-koleganya. Tamu-tamunya."
"Kamu yang tidak pandai menjaga perasaan suamimu! Di depan mereka seperti malu mengakui aku sebagai suamimu! Jika seandainya muat, kamu pasti sudah menyimpanku baik-baik di dalam tas!"

Apa yang terjadi jika wanita karier yang punya kedudukan menikah dengan seorang pemuda yang berumur sepuluh tahun lebih muda?

Lebih-lebih bila pemuda itu belum punya pekerjaan dan memilik seorang ibu yang gemar mencapuri urusan rumah tangganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar