Rabu, 21 Oktober 2009

Begitu Menyedihkan

Hari sabtu kemarin gak sengaja aku lihat Oprah Winfrey Show di Metro TV. Topiknya tentang tentara Amerika yang harus diamputasi kakinya karena serangan bom di Irak. begitu banyak tentara-tentara yang harus bersedih karna kehilangan kakinya. dan untuk tentara yang hanya satu kakinya yang diamputasi, mereka masih beruntung. karena gak sedikit dari teman mereka yang harus kehilangan kedua kakinya. ada juga tentara wanita yang harus kehilangan telapak tangan kirinya. dan salut, dia masih ingin tetap bergabung di dunia militer.

dan entah udah berapa ribu tentara Amerika yang mati di Irak...

gak terasa mataku basah. bisa kamu bayangkan, bagaimana perasaanmu saat kamu bangun di pagi hari dan kamu gak melihat kakimu lagi? bagaimana kesalnya kamu saat ingin berjalan dengan santai tapi harus bersusah payah mengambil tongkat? bagaimana sedihnya kamu saat selalu orang lain yang harus membantumu dalam segala hal?

aku sedih sekali melihatnya (terlepas dari misi tentara Amerika menyerang Irak)...bukan berarti aku gak sedih tentang rakyat Irak yang jadi korban. tapi yang ku lihat kemarin kisah tentara Amerika, jadi aku membahas ini.

aku cuma berharap, jangan ada perang lagi..

Sabtu, 03 Oktober 2009

Kenangan Di Bali

Jalan-jalan ke bali kemaren yang paling aku suka waktu di pantai kuta sore-sore sambil liat sunset, sayangnya agak mendung, jadi gak begitu bagus, mataharinya ketutup awan, dan sekali-sekali ada pesawat yang mau landing, bagus sekali. yang gak pernah kulupakan adalah suasananya yang begitu nyaman, sambil duduk di pasir dan menatap jauh ke langit, entah pikiranku kemana aja waktu itu, sepertinya ingat semua hal yang pernah terjadi dan mengkhayal sesuatu yang aku inginkan. dan teman-temanku lagi berlarian di pinggir pantai, aku suka melihat itu, melihat raut muka yang penuh kebahagiaan... tapi gambar yang di atas ini bukan gambar yang ku ambil sendiri, ini sih gambar hasil ngopy, hehe...
meskipun sebelum duduk santai aku harus susah-susah dulu cari musholla soalnya belum sholat ashar, tapi sayangnya udah muter-muter aku gak nemu musholla... temenku lalu tanya ke pak satpam di depan hotel, dan si pak satpam bilang musholla adanya di dalem hotel. waduh, aku agak ragu-ragu juga, tapi temenku yang maksa, akhirnya oke deh, dan tentu aja ngelewati para turis luar yang lagi berenang di kolam, huhuhu... gak tau kenapa aku yang ngerasa yang gak enak, soalnya aku pake jilbab dan berjalan di depan mereka...dan sebelum sampai di musholla, kami disapa karyawan hotel yang orang bali asli, dan mereka ramah banget, salut...kembali ke pantai...aku mulai santai setelah sholat, duduk lagi di pantai, dan liat pria bule yang menggandeng wanita asia yang lagi hamil. aku ngeliatnya gimana ya...gak bisa diungkapkan...seorang wanita yang kulitnya gelap (seperti kulitku...hehe...) digandeng pria bule yang kulitnya jauh lebih putih, dan si wanita lagi hamil...aku jadi suka melihatnya, begitu indah dipandang, perpaduan dua ras yang berbeda memang mengagumkan...hmm...jadi teringat seseorang nih, yang kulitnya jauh lebih putih dariku, haha...suatu hari nanti aku ingin kembali lagi ke pantai kuta, dan berharap ada seseorang yang special yang mendampingiku...:)

Disleksia

Tidak mengherankan anak kelas satu dan dua SD mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Namun, dengan latihan yang berulang-ulang, anak akan bisa melaluinya. Lain halnya jika anak masih mengalami kesulitan membaca dan menulis pada saat kelas lima atau enam SD. Bisa jadi anak mengalami gangguan disleksia.

Disleksia adalah suatu kondisi pada anak yang mengalami kesulitan dalam hal membaca, mengeja, dan menulis, namun memiliki kemampuan standar yang lain. Anak disleksia juga mengalami kesulitan mengerjakan sesuatu yang memerlukan hafalan, susah mengurutkan sesuatu, dan memiliki gerakan motorik yang kurang baik. Kesulitan-kesulitan ini bias menyebabkan anak disleksia kehilangan rasa percaya diri karena merasa berbeda dengan anak-anak yang lain. Akibatnya anak disleksia bisa dihinggapi rasa cemas, gugup, kurang motivasi, serta tentang konsentrasi dan perhatian yang pendek. Jika guru atau orang tua bisa merasakan kesulitan-kesulitan tersebut maka akan lebih mudah untuk menolong anak disleksia. Karena semakin dini kelainan ini dikenali, semakin mudah pula pengobatan yang dapat dilakukan sehingga anak tidak terlanjur larut dalam kondisi yang lebih parah.

Bagaimana mengenali disleksia?
1.Lambat bicara jika dibandingkan dengan anak seusianya atau sering kesulitan dalam mengucapkan kata-kata yang benar.
2.Susah membedakan huruf-huruf yang bentuknya mirip seperti b dan d, m dan w, s dan z.
3.Sering terbalik membaca kata-kata yang mirip bentuknya seperti abu-abu, gila-gali, batu-buta, dan dapat-padat.
4.Sulit mengingat dan memahami apa yang didengar dan dibaca.
5.Kesulitan dalam mengingat kata-kata dan nama-nama.
6.Tulisan tangan yang buruk.
7.Bingung menghadapi simbol-simbol matematis.
8.Bingung menentukan arah kiri dan kanan serta bingung harus menulis menggunakan tangan kiri atau kanan.
9.Membaca lambat, terputus-putus, dan tidak tepat.

Yang perlu dilakukan guru dan orang tua:
1.Guru menempatkan anak disleksia di barisan paling depan agar perhatian dia terfokus pada guru sehingga guru bisa mengawasi dan mendampingi.
2.Guru membantu anak disleksia membuka halaman pad buku, agar tidak keliru membuka halaman yang lain.
3.Guru memberi waktu yang lebih banyak kepada anak disleksia untuk menulis atau mengerjakan soal.
4.Orang tua harus rajin melatih anak disleksia dalam hal membaca atau menulis.
5.Orang tua dan guru harus bisa meyakinkan anak disleksia, memberikan motivasi, dan memberi dukungan dan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan anak disleksia.
6.Orang tua dan guru harus bisa menjaga perasaan anak disleksia dengan tidak membandingkannya dengan teman-temannya.

Pengobatan:
1.Jika guru dan orangtua mencurigai bahwa anak mengidap disleksia, maka sebaiknya cepat berkonsultasi dengan psikolog atau sekolah pengajaran khusus (special education). Dengan begitu, guru dan orang tua bisa tahu apa yang harus dilakukan untuk membantu anak tersebut melewati kesulitan-kesulitannya.
2.Pengejaan tidak hanya dilakukan terhadap apa yang didengar atau diucapkan, tetapi juga mengintegrasikan kemampuan penglihatan dan kepekaan sentuhan. Cara ini dilakukan agar otak mudah bekerja karena lebih mudah mengingat.
3.Tingkatkan rasa percaya diri anak disleksia. Anak disleksia bukanlah anak yang bodoh. Mereka bisa memperdalam kemampuannya dengan latihan yang maksimal. Jadikanlah, anak disleksia bangga terhadap kemampuan yang dimilkinya. Dan percayakan pada mereka bahwa keterbatasan ini dapat diatasi.