Judul : Cinderella In Paris
Penulis : Sari Musdar
Editor : Anin Patrajuangga & Fanti Gemala
Penerbit : Grasindo
Blurb
Di usianya yang
menginjak 28 tahun, Saras Ratiban baru menyadar status single ternyata
kurang menguntungkan di masyarakat Indonesia. Takut dicap perawan tua,
Saras berusaha dengan segala cara, baikcara masuk akal yang ia pelajari
dari majalah-majalah perempuan, maupun cara-cara di luar nalarnya
sebagai perempuan cerdas yang biasa berpikir logis.
Tiga tahun setelah usahanya yang gigih tetapibelum bertemu pasangan hidupnya, di puncak kejenuhan, Saras memutuskan memulai perjalanan ke Eropa bersama teman yang baru dikenalnya. Perjalanan itu benar-benar intermezzo dalam hidupnya yang menyenangkan dan penuh petualangan,sebelum temannya Ela berubah menjadi frenemy (teman tapi musuh) di gerbong kereta dalam perjalanan dari Trier menuju Luxemburg.
Di tengah kesedihan karena dikhianati seorang yang selama setahun ini dikiranya sahabat baik, secara tidak sengaja saat berusaha menghindarkan diri dari kejaran pelukis jalanan di Montmartre (Paris),Saras melakukan tindakan nekat yang membuatnya berkenalan dengan Stephane.
Lika-liku kisahnya bikin greget. Alurnya tidak datar. Apa yang Saras cari? Cintakah? Atau filosofi sisi lain dari apayang ia inginkan sesungguhnya?
Tiga tahun setelah usahanya yang gigih tetapibelum bertemu pasangan hidupnya, di puncak kejenuhan, Saras memutuskan memulai perjalanan ke Eropa bersama teman yang baru dikenalnya. Perjalanan itu benar-benar intermezzo dalam hidupnya yang menyenangkan dan penuh petualangan,sebelum temannya Ela berubah menjadi frenemy (teman tapi musuh) di gerbong kereta dalam perjalanan dari Trier menuju Luxemburg.
Di tengah kesedihan karena dikhianati seorang yang selama setahun ini dikiranya sahabat baik, secara tidak sengaja saat berusaha menghindarkan diri dari kejaran pelukis jalanan di Montmartre (Paris),Saras melakukan tindakan nekat yang membuatnya berkenalan dengan Stephane.
Lika-liku kisahnya bikin greget. Alurnya tidak datar. Apa yang Saras cari? Cintakah? Atau filosofi sisi lain dari apayang ia inginkan sesungguhnya?
Ada yang pernah baca novel ini?
Oke, yang belum baca, nih review dari aku
ya.
Jadi novel ini menurutku novel yang asyik
buat dibaca, konfliknya nggak terlalu berat. Cocok buat kalian yang memang
membutuhkan hiburan. Agak kocak juga, tapi kocaknya pas, nggak berlebihan.
Dimulai dari keresahan Saras saat usianya
menginjak 28 tahun tapi belum juga punya pasangan. Sedangkan kakak-kakaknya sudah
menikah. Di bab awal aku sudah senyum-senyum karena mencari teman kencan untuk melanjutkan
ke hubungan yang lebih seriua itu nggak gampang.
Cowok pertama yang jadi teman kencan Saras setelah
masuk dunia kerja yaitu Aden, teman kerja satu departemen. Sayangnya ketika hari
kencan itu tiba, si Aden ini justru membawa cewek lain dan hampir saja mau
morotin Saras. Untungnya Saras sigap dan lebih dulu pergi setelah minta
dibayari. Pinter ya si Saras.
Cowok kedua yaitu Edo, lelaki yang
dikenalnya si penpal.net. Edo bilang kalau dirinya campuran Jawa-Lituania.
Kenyataannya? Saras sampai nggak mau ketemu lagi, hihi.
Nah yang keempat ini teman kerja juga,
namanya Harris orang bule. Orangnya pinter banget merayu cewek. Saras yang
sudah tahu gosip hubungan Harris dengan perempuan lain, memilih untuk selalu
menghindar dan nggak mempan dirayu.
Sebenarnya pada waktu kuliah Saras juga kenal
dengan beberapa teman lelaki tapi nggak ada yang sampai membuat dia jatuh hati.
Jadi sepertinya memang Saras belum ketemu yang sreg begitu.
Ketika usianya sudah 31 tahun, Saras
memutuskan untuk resign karena punya bos yang egois banget. Lalu dimulailah petualangannya
bersama Ela, sahabatnya, ke Eropa. Ceritanya seruuu loh...
Perjalanan Saras dan Ela dimulai di Kota
Amsterdam, Kota Brussel, dan Kota Paris. Banyak yang mereka kenal mulai dari Remo
asal Mesir yang mencurigakan, Antony dari Los Angeles, Hraf dari Armenia,
Faridi dari Afghanistan, Rafael dari Portugis, dan masih banyak lagi pertemuan
mereka dengan orang-orang baru yang pastinya sangat menyenangkan karena bisa
berbagi pengalaman.
Perjalanan Saras dan Ela diceritakan dengan
tuntas sehingga pembaca seolah sedang ikut jalan-jalan keliling Eropa.
Tempat-tempat wisata dijabarkan dengan bahasa yang begitu santai dan bisa
membuat pembaca ingin juga punya kesempatan untuk pergi ke sana.
Kembali lagi ke cerita, pada awalnya Saras lebih
banyak mengalah ketika Ela bersikap malu-malu mau di depan lelaki-lelaki yang
baru mereka kenal. Jadi Ela ini sudah punya target mau menggaet cowok bule.
Setiap ada cowok bule ya langsung diembatnya. Sekalipu cowok itu sedang
mendekati Saras. Lama-lama Saras jadi kesal karena Ela lebih mementingkan
pengejaran terhadap lelaki bule daripada mempertahankan persahabatan dan
memberi kesempatan pada Saras untuk dekat sengan seorang lelaki saja. Akhirnya
Saras menyimpulkan bahwa waktu enam bulan itu tidak cukup untuk mengenal sosok
Ela. Karena hal itu Saras memutuskan untuk berpisah dengan Ela. Entah Ela pergi
ke mana. Sedangkan Saras kembali ke Paris dan berkenalan dengan Stephane.
Jadi Saras ini tidak sengaja berkenalan
dengan Stephane. Saat itu dia sedang digoda pelukis jalanan supaya mau dilukis.
Saras sudah menolak berulang kali tapi tetap saja dikejar. Akhirnya dia punya
inisiatif untuk mengelabui si pelukis jalanan dengan menyapa seseorang yang
sedang duduk di kursi kafe. Padahal sungguh dia tidak kenal. Tapi setelah
pelukis jalanan itu pergi, Saras menjelaskan semuanya. Yang membuatnya terkejut
adalah pada saat dia asal menyebut nama Stephane ternyata nama lelaki itu
memang benar-benar Stephane.
Mereka melakukan wisata bersama dan hal itu
membuat keduanya semakin dekat. Sayangnya tidak sampai ada pernyataan cinta.
Hingga akhirnya Saras kembali ke Indonesia dan harus mengikuti kemauan ibu dan
kakaknya untuk pergi kepada seseorang yang diyakini bisa membuka aura baik
Saras sehingga bisa segera mendapat jodoh. Mereka menemui Ibu Sito, Om India,
dan Suhu Ying. Pada bagian itu bikin aku tertawa karena lucu apalagi saat Suhu Ying
berucap dengan logat hokkien.
Jadi novel menceritakan Saras yang sering
berkenalan dengan lelaki tapi belum ada yang klik hingga sampai tahap
pernikahan padahal usianya sudah di atas tiga puluh tahun. Saras hampir saja
menyerah hingga dia meyakini dan pasrah bahwa Tuhan pasti sudah menyiapkan
seorang lelaki yang terbaik baginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar