Judul : Silam
Penulis : Risa Saraswati
Editor : Reddy Cahaya
Penerbit : rdm publisher
Tahun terbit : 2018
Blurb
Baskara hanyalah seorang anak berumur 13 tahun yang merasa tak
pernah mendapatkan kasih sayang. Seumur hidup, batin dan fisiknya kerap tersiksa
oleh perlakuan orangtua dan teman-teman di sekolah.
Hidup anak itu hanya seputar rumah, ibu, dan teman-teman sekolahnya
yang semena-mena, tak ada kawan, tak ada saudara. Hingga suatu hari anak itu
menemukan sebuah kartu nama dengan nama asing tertulis di atasnya. Nama
belakang yang tertera di sana sama dengan nama keluarga mendiang ayahnya.
Melalui banyak peristiwa ganjil, anak itu berhasil bertemu sang
pemilik kartu nama, beralamat di lantai 4 apartemen terbengkalai, tepat di
kamar nomor 4.
Kebahagiaan muncul setelahnya, namun beriringan pula dengan
kejadian-kejadian aneh yang terus berdatangan sejak dia menginjakkan kaki di
sana. Gangguan nenek tua serupa hantu, nyanyian di lubang udara kamar, hingga
larangan untuknya keluar dari kamar nomor 4 di lantai 4 apartemen itu.
Baskara terpenjara di sana dan berusaha mencari jalan untuk "Pulang".
***
Pernahkah kamu mengalami hal-hal buruk tetapi orang yang paling
dekat denganmu justru tidak mempercayaimu? Ketika kamu memaksa untuk bercerita,
kamu justru disalahkan. Hal itu pasti akan membuatmu semakin terpuruk.
Baskara mengalaminya. Anak berumur 13 tahun itu merasa tak disayang
dan tak dipedulikan karena satu-satunya orang tua yang masih dimilikinya adalah
ibunya, Leni. Leni seperti belum bisa melupakan kematian suaminya. Wanita itu
kecewa dalam kesedihan dan meluapkan rasa frustasinya dengan bersikap keras
kepada Baskara.
"Kenapa diam saja, Bas? Lihat mata ibu! Jangan menghindar, Bas!
Ibu tahu kamu jadi begini karena kehilangan Ayah, kan? Percayalah, Ibu juga
berat sekali kehilangan Ayah. Bukan kamu saja! Jadi tolong, Bas... Jangan cari
perkara lagi. Ibu nggak mau ya, lihat kamu berulah terus."
Padahal sebagai anak lelaki yang juga sangat kehilangan kepergian
ayahnya, Baskara membutuhkan dukungan. Bukan ketidakpercayaan apalagi kekerasan
fisik yang didapat dari Romi dkk di sekolah. Bukan salah Baskara jika anak
lelaki itu tak mampu melawan. Selain rasa takut juga karena dia tak punya nyali
untuk mempertahankan haknya sendiri.
Puncak dari gangguan Romi saat Baskara datang terlambat dan tidak
sempat mengerjakan PR milik Romi dkk. Bully dalam bentuk fisik pun dimulai.
Baskara dianiaya sampai lemas. Dia dimasukkan ke kamar mandi lawas yang sangat
jorok. Ketika Romi dkk telah pergi, muncullah hantu anak perempuan yang sering
diceritakan oleh orang lain.
Lalu dimulailah cerita misteri tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam adegan ini aku bisa merasakan perasaan Baskara saat ibunya
justru memarahinya ketika dia bercerita jujur tentang apa yang dialaminya di
sekolah. Dan juga aku benci kenapa masih ada saja anak-anak berperilaku jahat yang
suka mengganggu anak lain. Sebenarnya apa cara paling tepat untuk mengajarkan
budi pekerti pada anak-anak?
***
Kekecewaan terhadap ibu dan kekesalan terhadap perlakuan Romi dkk
yang sangat tidak manusiawi, membuat Baskara memutuskan untuk mencari pamannya
di daerah Bekasi. Keanehan mulai muncul ketika dia bertemu dengan Dewi Kunti di
perjalanan. Dari sini hawa cerita mistis sudah mulai mengerikan. Ditambah lagi
saat Baskara tiba di apartemen dan bertemu hantu nenek-nenek.
Bukan hal yang mudah menemukan kamar apartemen Anton, pamannya.
Baskara harus berusaha keras dan menekan rasa takutnya untuk terus mencari.
Hingga akhirnya dia menemukan kamar itu. Kamar apartemen nomor 4 di lantai 4.
Hal yang kemudian membingungkan Baskara adalah Anton menyambutnya
dengan histeris. Walaupun pada akhirnya Anton bisa memahami, tetap saja Anton
dan istrinya cemas dan meminta Baskara untuk tidak keluar lagi dari kamar.
"Diam, Baskara! Jangan banyak bicara! Habiskan makananmu!
Jangan berkata yang tidak-tidak! Dan kalian, Sasa! Sakti! Jangan meminta yang
aneh-aneh. Kalian tidak pernah boleh keluar rumah! Titik."
Di dalam apartemen itu Baskara berkenalan dengan anak-anak Anton,
Sasa dan Sakti. Mereka berteman akrab hingga pada suatu hari Anton ingin
mengajak mereka bermain ke luar rumah. Tak seperti yang disangka, Anton
melarang keras mereka untuk keluar dari kamar. Lalu ada pikiran buruk yang terlintas
di kepala Baskara. Tentang keanehan keluarga Anton.
Kalau aku jadi Baskara, barangkali aku nggak akan bisa makan dan
tidur dengan tenang. Seperti terpenjara di dalam rumah sendiri dan tak tahu
lagi dunia luar. Apa yang kamu lakukan jika berada dalam posisi Baskara?
***
Baskara memutuskan untuk melanggar aturan Anton. Diam-diam dia
menyelinap keluar kamar tapi yang ditemuinya adalah hantu nenek-nenek. Baskara
ketakutan dan menggedor-gedor pintu apartemen Anton. Setelah agak lama, baru
Anton membuka dan dengan cepat menarik Baskara.
Lagi-lagi Anton memarahi Baskara habis-habisan. Baskara merasa bersalah
dan tak ingin mengulangi kesalahannya lagi karena rasa takut yang teramat
sangat. Hari-harinya dihabiskan bermain dengan Sasa dan Sakti.
Suatu hari dia berkenalan dengan seseorang yg tinggal di atas atap
apartemen melalui lobang udara, Irina. Ketiga orang itu berteman dengan baik
dengan Irina. Baskara tidak menyadari bahwa berkenalan dengan Irina adalah awal
dia mengetahui segala yang sebenarnya terjadi.
"Baskara sangat sebal dengan keluarga ini, Om! Kalian semua sangat
aneh!!! Bas benci kalian! Sekarang Baskara mengerti kenapa Ayah tak mengenalkan
kalian kepada Bas, Bas mengerti benar! Ya, pasti karena kalian semua aneh!!!
Baskara akan pergi dari tempat terkutuk ini, karena Bas tak mau membusuk di
sini, seperti kalian semua!"
Membaca novel ini membuat aku penasaran dan semakin cepet saja
membuka lembar demi lembar lalu byaaar... kaget dengan endingnya.
***
Novel ini tergolong novel misteri. Bagi kalian yang suka misteri dan
hal berbau mistis, novel ini recommended untuk dibaca. Gaya bahasanya sederhana
dan alur ceritanya mengalir lancar. Menggunakan sudut pandang orang pertama dan
ketiga, bergantian.
Ada teka-teki yang harus dipecahkan saat membaca novel ini sehingga
membuat kalian penasaran dan tidak akan berhenti membaca sebelum selesai. Aku nggak
menduga akan seperti apa akhirnya dan
cukup terkejut setelah membaca bagian akhir novel ini. Penulis bisa mengarahkan
cerita tidak mudah ditebak menggunakan kalimat yang tepat.
Ada dua hal yang sedikit membuat aku terganggu, yaitu narasi yang
panjang dan tata letak kalimat langsung yang dibuat berbeda huruf dan ukurannya
dengan kalimat tidak langsung. Tapi selebihnya semua bisa dinikmati dengan
nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar