Penulis : Dadan Erlangga
Tebal : 256 halaman
Tahun : 2018
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Blurb
Pengalaman patah hati hingga berdarah-darah, membuat Lara Doris
Hartono menutup hati dan menetapkan aturan konyol saat bertemu pria tampan,
bersikap dingin dan tak peduli serta jangan pernah menunjukkan kekaguman dan
ketertarikan sedikit pun.
Namun, saat pertama kali bertemu Dias Adji Nugroho, Lara nyaris
melanggar aturan tersebut. Padahal, ia pernah bersumpah akan menghajar pria itu
karena tayangan di akun Instagram Dias yang menjelek-jelekkan wedding organizer
milik Lara. Sekuat apa pun mengelak, Lara mendapati dirinya luluh dalam dekapan
kokoh pria itu.
Ketika Lara sedang menikmati kebahagiaan bersama Dias, seseorang
dari masa lalunya muncul. Aryoza Megantara, mantan terindah semasa SMA yang tak
pernah benar-benar meninggalkan sudut hatinya.
Untuk kali ini saja, Lara tergoda untuk meraih kembali apa yang
pernah hilang dari masa lalunya bersama Yoza. Namun apakah itu sepadan jika
harga yang akan ia bayar adalah kehilangan Dias untuk selamanya?
"Aku lupa rasanya jatuh cinta. Seharusnya aku juga lupa rasanya
patah hati. Namun memang, rasa pahit selalu mengalahkan rasa manis. Seperti
halnya satu kekurangan dapat menggugurkan sepuluh kelebihan yang dimiliki seseorang,
sebuah pengalaman pahit mampu menelan kenangan manis yang tersimpan rapi dalam
ingatan."
Novel ini dimulai dengan curahan hati Lara tentang keputusasaannya
dalam urusan cinta karena patah hati.
Ada yang pernah patah hati?
Dengan menggunakan sudut pandang pertama, pembaca bisa benar-benar
merasakan seperti apa patah hati Lara sampai enggan untuk jatuh cinta lagi.
Lara dengan kesadaran penuh justru ingin mematahkan hati seseorang
sebelum mati. Nah lho, Lara benar-benar sakit hati.
Kehidupan Lara awalnya berjalan lurus-lurus saja sampai akhirnya ada
seorang lelaki bernama Dias yang membuka perkenalan mereka dengan kejadian yang
menyebalkan. Ya, Dias memberikan kritikan pedas pada WO milik Lara.
"WO-NYA MAKAN GAJI BUTA. KACAU PARAH."
"HATI-HATI DENGAN WO ABAL-ABAL INI, GUYS! NGGAK
PROFESIONAL."
Wiiih, kira-kira cewek yang sedang patah hati kemudian mendapat
hinaan sebegitu kasarnya, akan bagaimana ya Lara memperlakukan Dias jika
bertemu?
Lara jelas akan menghajarnya!
Mendapat hinaan sepedas itu dari orang yang tidak dikenal,
sebenarnya Lara marah sekali. Tapi dia berusaha meredam amarahnya dengan
mengupload foto dekorasi karangan bunga di instagram dan diberi caption:
"Jika kamu masih punya waktu untuk membenci dan mencaci, maka
kamu tidak akan punya waktu untuk mencintai, mengasihi, dan melihat dunia
dengan cara yang seharusnya. Mungkin kamu lupa, semua yang dikerjakan atas
dasar cinta akan mengalahkan apa saja yang dilakukan hanya karena benci. Dan
orang yang hidup dengan rasa cinta akan selalu berada jauh di depan siapa pun
yang hatinya dipenuhi kebencian."
Dan ternyata nih, Dias membaca caption tersebut 😉.
"Nice caption. But professionalism is professionalism. No
excuse at all. Mungkin Anda lupa, suara konsumen tidak ada hubungannya dengan
kaidah cinta dan benci."
Wah, Dias menambah kemarahan Lara. Lara betul-betul benci dan ingin
sekali menghajar lelaki itu. Tapi takdir berkata lain, bukannya menghajar Dias,
tapi Dias-lah yang menghajar orang-orang brengsek yang mengganggu Lara.
Hm, mulai dekat deh dua orang itu. Sayangnya kedekatan mereka
kemudian terkendala oleh hadirnya klien bernama Clara. Ternyata Clara adalah
calon istri Yoza. Dan Yoza adalah mantan kekasih Lara.
Awalnya aku heran kenapa Lara begitu enggannya bertemu Yoza
seolah-olah belum bisa move on padahal mereka sudah putus lebih dari lima
tahun. Ternyata oh ternyata ada rahasia besar yang Lara pendam sampai akhirnya
membuat Lara seliar itu dalam berhubungan dengan lelaki.
Rahasia besar apa yang disimpan Lara? Kalian harus baca novel ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar